Ada begitu banyak analisa para pemikir dan pengamat tentang
sebab-sebab jatuhnya khilafah Turki Utsmani pada tahun 1924. Baik yang
bersifat lebih teknis maupun sebab-sebab yang bersifat lebih umum.
Sebab-sebab secara teknis kita serahkan kepada para ahli sejarah,
terutama sejarah Turki sendiri. Sedangkan yang akan kita bahas di sini
adalah sebab-sebab secara umumnya saja.
A. Sebab Ekternal
Sudah kita ketahui bersama bahwa Khilafah Turki Utsmani kalah pada
perang dunia pertama. Sebagai negara yang kalah perang, maka negeri itu
dengan mudah ditindas, dirampok dan juga diperebutkan wilyahnya oleh
para pemangsa dan lawan-lawannya.
Sampai terjadi penghinaan yang begitu besar, di mana bangsa Turki
yang secara geografis memang penduduk Eropa dilecehkan dengan ungkapan “The Sickman in Europe.” Bahkan kata “turkey” dalam ungkapan mereka merupakan pelecehan, yang artinya ayam kalkun.
Pahlawan dan tokoh muslim Turki pu tidak luput dari penghinaan. Salah
satunya adalah Barbarossa si Janggut Merah. Di dalam cerita Asterik,
tokoh Barbarosssa muncul sebagai bajak laut yang bodoh. Padahal beliau
adalah pahlawan Islam di masanya dan pelaut kafir Eropa sangat takut
dengan angkatan perangnya.
B. Sebab Internal
Penjajahan barat terhadap Turki semakin menusuk tatkala mereka berhasil meraih generasi muda Turki dengan pendidikan ala barat. Tentu saja semua itu untuk mendapatkan satu tujuan, yaitu sekulerisasi selapis generasi. Maka lahirlah kemudian generasi baru yang anti Islam, Islamo-phobia, sekuler, liberal dan berotak barat.
Mereka inilah yang kemudian didukung oleh Eropa untuk menumbangkan
lembaga khilafah Islamiyah. Tercatat tokohnya adalah Mustafa Kemal
Ataturk yang terlaknat. Sosok ini telah berhasil menumbangkan khilafah
pada tahun 1924 lewat gerakan Turki Muda.
Sayangnya, hujaman belati mematikan ini justru masuk ke dalam
pelajaran sejarah di negeri kita sebagai kebangkitan, bukan sebagai
kejahatan. Rupanya, jaring-jaring kerja bangsa-bangsa kafir itu
sedemikian luas, sehingga sosok Kemal Ataturk yang zhalim itu, justru
muncul dalam buku sejarah kita sebagai pahlawan.
Padahal Kemal telah melakukan dosa yang bahkan Iblis pun tidak pernah
melakukannya. Yaitu menumbangkan satu rangkaian khilafah Islamiyah yang
terakhir. Padahal belum pernah sebelumnya umat Islam di dunia hidup
tanpa naungan khilafah.
Sebab khilafah sudah ada sejak zaman Rasululullah SAW hidup, yakni
sejak 15 abad yang lalu. Selama itu, umat Islam belum pernah hidup tanpa
ada khilafah. Iblis dan para jin tidak pernah mampu menumbangkannya.
Tiba-tiba seorang sekuleris yang nota bene agamanya masih Islam, malah menumbangkannya. Walhasil, sejak jatuhnya khilafah Turki, umat Islam masuk dalam bid’ah kubro.
Sebuah bid’ah teramat besar yang melebihi semua jenis bid’ah yang
pernah ada. Dan tentunya sangat dibenci dan dimurkai. Sebuah bid’ah
berupa umat Islam hidup tanpa naungan khilafah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar